Saturday, May 10, 2014

Mengapa Guru Perlu Melakukan Kajian Kritis

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa pendidik/guru perlu melakukan kajian kritis adalah untuk: 
  1. Meningkatkan kompetensi pendidik/guru dalam berpikir kritis dan membaca kritis sebab untuk melakukan kajian kritis diperlukan keterampilan berpikir kritis dan membaca kritis; 
  2. Mendapatkan keuntungan yang banyak dari bahan kepustakaan dan tidak terjebak pada opini atau pendapat yang keliru dari suatu tulisan. Selain itu, dengan kajian kritis diharapkan terhindar dari persepsi dan konsepsi yang salah terhadap suatu tema tertentu; 
  3. Melatih keterampilan dasar penelitian (research) dalam menelaah, menganalisis, dan memilih bahan kepustakaan. 
Struktur Tulisan Kajian Kritis terhadap Artikel atau Buku Menurut Sumardyono dan Ashari S (2010:24), dalam menulis kajian kritis tidak ada contoh baku yang dapat dianut, baik kajian kritis tentang artikel ataupun buku. Cara yang mudah adalah mengikuti struktur artikel atau buku yang dikaji disertai dengan analisis dan penilaian. Jika tulisan kajian kritis yang akan dibuat ditujukan untuk diterbitkan pada suatu jurnal tertentu, maka sebaiknya kita mengikuti aturan struktur tulisan yang ditetapkan oleh jurnal tersebut. Lebih lanjut menurut Sumardyono dan Ashari S (2010:25-26) ada lima bagian yang harus dipenuhi dalam menulis kajian kritis.
  1. Pendahuluan Isi pendahuluan menerangkan apa judul, siapa pengarang, penjelasan umum mengenai topik artikel/buku, tujuan penulisan artikel/buku, ringkasan mengenai apa yang disimpulkan dari artikel/buku, argumentasi serta alasannya, serta diakhiri dengan pernyataan umum mengenai penilaian terhadap artikel/buku. Umumnya bagian pendahuluan menghabiskan maksimal satu halaman untuk kajian terhadap artikel dan maksimal tiga halaman untuk kajian terhadap buku.
  2. Rangkuman Memaparkan ringkasan dari hal-hal pokok artikel/buku beserta contoh-contohnya. Selain itu dapat juga memuat penjelasan mengenai maksud penulis artikel/buku dan bagaimana artikel/buku disusun/diorganisasi. Panjang bagian rangkuman artikel/buku sekitar sepertiga dari tulisan kajian kritis. 
  3. Kritik Pemaparan kritik harus seimbang antara diskusi dengan penilaian terhadap kelebihan, kelemahan, dan hal-hal penting dari artikel/buku. Dasar pertimbangan pada kriteria yang khusus, dan sertakan sumber-sumber lain untuk mendukung penilaian Anda. Berikut ini beberapa saran dalam menyusun kritik.
  • Mulai dari simpulan terpenting baru pada simpulan yang kurang penting. 
  • Bila penilaian Anda lebih bersifat positif, mulailah dari penilaian yang negatif kemudian baru dikemukakan yang bersifat positif. Sebaliknya bila penilaian Anda bersifat negatif, mulailah dari penilaian positif baru dilanjutkan dengan penilaian negatif. 
  • Anda dapat juga menulis rekomendasi agar artikel/buku tersebut dapat dikembangkan terkait dengan gagasan dan pendekatan penelitian/kajian; kerangka teori yang digunakan untuk mengkaji juga dapat dimuat pada bagian ini.
  1. Simpulan Bagian ini hanya terdiri dari beberapa paragraf saja. Paparkan kembali secara umum keseluruhan penilaian terhadap artikel/buku dan nyatakan secara umum rekomendasi yang diusulkan. Jika perlu, beberapa penjelasan tentang penilaian kita dapat ditulis sehingga tampak bahwa kritik kita cukup adil dan beralasan. 5. Referensi Jika Anda menggunakan sumber kepustakaan lain dalam kajian tersebut, maka harus dinyatakan sebagai daftar pustaka pada bagian ini secara jelas.

0 comments:

Post a Comment